Power supply komputer adalah bagian penyedia sumber tegangan bagi semua bagian pada komputer. Power Supply merupakan bagian yang mengolah tegangan AC dari jala-jala listrik menjadi beberapa tegangan DC dengan tegangan dan arus tertentu sesuai kebutuhan masing-masing bagian pada komputer.
Power Supply komputer menggunakan sistem SMPS (Switching Mode Power Supply), yaitu sistem power supply yang menggunakan metode pensaklaran tegangan dengan kecepatan tertentu (frekuensi tertentu). Hasil dari pensaklaran ini berupa sinyal kotak (pulse) diinduksikan ke sebuah transformator (primer) untuk menghasilkan beberapa tegangan output pada sekunder transformator yang kemudian disearahkan dengan dioda dan elko.
Selain itu pada sistem SMPS juga ada sistem regulasi dengan sistem feedback, artinya tegangan output disensor lalu hasilnya dipakai untuk mengendalikan proses pensaklaran SMPS. Sistem SMPS lebih efisien dari pada sistem power suply konvensional yang menggunakan satu buah transformator 50Hz.
Bagian bagian Power Supply Komputer
1. AC-IN Socket
AC socket adalah jalan masuk begi tegangan AC jala-jala listrik ke dalam modul rangkain power supply. AC socket berisi 3 pin, yaitu 2 pin untuk tegangan AC dan 1 pin untuk ground. Penyambungan Ground pada power supply komputer sangat penting untuk menetralisir tegangan bocor pada proses induksi SMPS.
Tegangan bocor ini tidak mematikan bagi manusia namun bisa mengagetkan dan bahayanya bagi komputer adalah dapat menyebabkan kejutan listrik bagi motherboard yang bisa membuat motherboard hang.
2. Modul SMPS
Modul SMPS adalah bagian utama sebuah power supply komputer. Modul ini berisi rangkaian pemroses tegangan AC input menjadi beberapa tegangan DC. Dalam modul SMPS terdapat dua unit power supply yaitu Stand-by Power Supply dan Main power supply.
Stand-by power supply menghasilkan tegangan output +5vDC dengan arus sekitar 2 A untuk kebutuhan tegangan stand-by bagi motherboard. Stand-by power supply langsung hidup saat pertama kali komputer di hubungkan ke jala-jala listrik, jadi independen tidak tergantung kontrol dari motherboard.
Main power supply menghasilkan beberapa tegangan output yang dibutuhkan oleh motherboard dan beberapa bagian komputer yang lain. Keluaran dari Main power supply berupa tegangan +3V3, +12V, -12V, +5V dan -5V. Main power supply bisa hidup jika ada trigger dari motherboard, dengan kata lain Main supply inilah yang hidup jika komputer dihidupkan dengan menekan tombol power.
3. DC output Socket
DC output socket adalah soket konektor yang berisi tegangan DC hasil keluaran dari modul SMPS. Soket ini ada beberapa macam, yaitu:
- Soket 20+4 pin yang menuju ke motherboard. Soket
ini berisi tegangan-tegangan yang dibutuhkan oleh motherboard.
Keterangan pin dari soket 20+4 pin :
24-pin ATX12V 2.x power supply connector Color Signal Pin Pin Signal Color Orange +3.3 V 1 13 +3.3 V Orange +3.3 V sense Brown Orange +3.3 V 2 14 −12 V Blue Black Ground 3 15 Ground Black Red +5 V 4 16 Power on Green Black Ground 5 17 Ground Black Red +5 V 6 18 Ground Black Black Ground 7 19 Ground Black Grey Power good 8 20 No connection Purple +5 V standby 9 21 +5 V Red Yellow +12 V 10 22 +5 V Red Yellow +12 V 11 23 +5 V Red Orange +3.3 V 12 24 Ground Black Tiga pin yang ditandai (8, 13, dan 16) adalah sinyal kontrol, bukan tegangan output. “Power On” harus didorong rendah (di nol-kan)untuk menghidupkan PSU. “Power good” akan rendah ketika keluaran lain belum tercapai, dan tinggi ketika tegangan sudah benar. Tegangan “3,3 V” adalah sensor untuk penginderaan jauh. Pin 20 digunakan untuk menyediakan-5VDC di ATX dan versi ATX12V hingga 1,2. Hal ini opsional dalam versi 1.2, dan hilang di ver. 1.3 dan ke atas. Keterangan pin dari soket 20+4 pin – sumber: wikipedia
- Soket 4 pin ke IDE harddisk dan CD/DVD. Soket berisi 1 kabel warna merah (+5V), 1 kabel warna kuning (+12V) dan 2 kabel warna hitam (ground- 0V).
- Soket 4 pin ke motherboard untuk VGA adapter (AGP / PCI-E). Soket ini berisi 2 kabel warna kuning (+12V) dan dua kabel warna hitam (ground-0V).
- Soket 4 pin ke Floppy. Soket berisi 1 kabel warna merah (+5V), 1 kabel warna kuning (+12V) dan 2 kabel warna hitam (ground- 0V).
- Soket 15 pin ke SATA. Soket ini berisi tegangan +3V3, +5V dan +12V.
FAN Cooler berfungsi sebagai unit pendingin untuk membuang panas yang muncul pada modul SMPS. Panas yang muncul terutama pada komponen semikonduktor seperti Dioda, MOSFET, dan IC.
Sebetulnya pada modul SMPS sudah ada pendingin berupa Plat alumunium, namun karena struktur casing dari power supply yang tertutup maka panas tidak bisa dibuang keluar dengan sempurna dan harus menggunakan bantuan sebuaf Fan Cooler.
5. Casing Power Supply
Casing power supply terbuat dari logam dengan maksud untuk melindungi bagian-bagian komputer yang lain dari induksi gelombang elektromagnetik (EMI) efek dari proses pensaklaran SMPS.
Gelombang elektromagnetik ini bisa menyebabkan noise pada sinyal audio dan video dan dapat mengganggu sinyal BUS pada motherboard.
Menyiapkan Chasing PC
Lepas tutup bagian samping kanan dan kiri chasing dengan melepas sekrup pada bagian pinggir belakang chasing. Selanjutnya tarik ke belakang sedikit bagian samping tersebut. Lepas bagian sepan chasing untuk membuka bagian tutup depan rak device agar dapat mengatur pemasangan cD ROM dan Floppy disk. Cek tombol on/off power ysng terdapat di bagian depan chasing.
1. Memasang prosessor di motherboard
Pasang prosessor dengan membuka kunci dudukan prosessor. Tekan sedikit tangkai penguin yang yang berada di samping socket kea rah bawah.alihkan sedikit ke bagian samping socket( ke bagian yang tidak terhalang ) dan angkat ke atas sehingga posisi tangkai pengunci tegak lurus. Setelah pengunci dibuka, masukan prosessor. Kunci kembali socket. Penguncian dilakukan dengan menekan kembali tangkai pengunci sehingga terkait kembali dan posisinya kembali seperti semula.
2. Memasang head sink/kipas CPU di motherboard
Beri pasta khusus untuk pendingin pada bagian atas prosessor yang akan dipasang heat sink. Pasang pengunci yang terdapat pada heat sink ke bagian pinggir kanan dan kiri socket dengan menekannya hingga terkait.
3. Memasang Motherboard/Mainboard pada chassing
Sebelum memasang motherboard, lepas tempat I/O pada chasing. Jika tidak dilakukan maka anda akan kesulitan saat memasang motherboard. Pasang pin penyanggah pada chasing untuk menyanggah motherboard agar tidak menyentuh badan dhasing secara langsung yang mengakibatkan hubungan arus pensek/konslet. Tempatkan motherboard pada chasing. Letaknya disesuaikan dengan lubang dan pin penyanggah. Pasang sekrup pada motherboard sehingga motherboard terkunci dan tidak goyang.
4. Memasang floppy disk 3.5 pada chasing
Masukan floppy disk dari arah depan yang telah dibuka sesuai kondisi rak divice. Sekrup bagian samping kanan dan kiri floppy disk ke badan rak device hingga kondisi floppy disk tidak goyang / bergerak.
5. Memasang CD ROM pada chasing
Masukan CD ROM yang telah dibuka sesuai kondisi rak divice. Sekrup bagian samping kanan dan kiri CD ROM ke badan rak device hingga kondisi CD ROM tidak goyang/ bergerak.
6. Memasang harddisk pada chasing
Masukan harddisk dari arah belakang rak device. Sesuaikan dengan kondisi rak device. Letakkan harddisk di bawah floppy sidk/ saturak sengan floppy sidk. Sekrup bagian samping kanan dan kiri harddisk hingga kondisi harddisk tidak goyang/bergerak.
7. Memasang memori / RAM pada motherboard
Buka pengunci yang berada di kedua ujung slot RAM. Letakkan RAM di tengah-tengah socket dengan kondisi tegak lurus. Tekan RAM hingga bagian kaki-kaki memori terbenam ke dalam slot. Setelah RAM terpasang, tekan pengunci slot kearah RAM sehingga kondisi RAM terkunci dan tidak bergerak. Memasang kabel power supply.
2. Kelebihan/Perbedaan :
Power supply digunakan untuk memberikan daya atau tenaga pada sebuah peralatan. Namun dalam prakteknya, power supply yang ada jenisnya ada beberapa macam , karena penggunaan dan karakteristiknya yang sedikit membedakan dengan power supply konvensional. Salah satu jenis Power supply yang lazim digunakan untuk Televisi atau DVD player, yakni jenis power supply SMPS. Dinamakan Switch Mode Power Supply (SMPS) karena sistem kerjanya menggunakan metode switching (pensaklaran) yaitu menghidup matikan tegangan yang masuk ke dalam trafo dengan peralatan/komponen elektronik dengan frekuensi tertentu. Sedangkan nama AC-matic diambil dari salah satu kelebihan dari SMPS yaitu kemampuan power supply bekerja dengan rentang tegangan masukan yang lebar. Pada beberapa jenis smps, mampu bekerja pada tegangan masukan antara 90 s/d 265V dengan output yang sama dan stabil. Karena kelebihan tersebut, smps menjadi auto-voltage regulator atau wide range input regulated power supply (secara Mudahnya Disebut AC-matic).
Jika Error Amp gagal/tidak ada, rangkaian smps akan ‘dipaksa’ untuk menswitch (mengkonsletkan) lilitan primer dengan lama yang melebihi kemampuan switcher, akibatnya TR/FET Final akan rusak.
Snubber Circuit

Intel sudah agak lama merilis processor terbarunya yaitu Intel core i7, kemudian disusul i5 dan i3. Yang perlu diperhatikan nanti Intel ga bakal pake lagi brand core 2 duo dan core 2 quad, sedangkan brand pentium dan celeron bakal dipertahankan. Terus kalo brand centrino mereka bakal pake di produknya yang berbasis Wifi dan Wimax, jadi ga bakal lagi kita nemuin notebook dengan brand Intel Centrino.
Lalu apa perbedaan dari ketiga produk barunya tersebut? Intinya sih core i3 ditujukan buat Entry Level, core i5 buat mid level, kalo core i7 buat High Level. Terus ketiganya bakal ditanam di dekstop maupun notebook. Selain itu, core i5 dan i7 mengadopsi fitur “Intel Turbo Mode Technology” dimana fitur ini akan mematikan core yang tidak dipakai ketika memproses aplikasi yang hanya membutuhkan single thread, ketika memproses aplikasi single thread, processor akan mengoverclock aliran thread data yang berjalan di atasnya sehingga pemrosesan lebih cepat, sedangkan jika memproses aplikasi yang bukan single thread, core tersebut akan hidup kembali.
Berikut deskripsi lebih jelasnya mengenai ketiga produk ini:
Intel Core i7

Core i7 sendiri merupakan processor pertama dengan teknologi “Nehalem”. Nehalem menggunakan platform baru yang betul-betul berbeda dengan generasi sebelumnya. Salah satunya adalah mengintegrasikan chipset MCH langsung di processor, bukan motherboard. Nehalem juga mengganti fungsi FSB menjadi QPI (Quick Path Interconnect) yang lebih revolusioner.

Intel Core i5

Jika Bloomfield adalah codename untuk Core i7 maka Lynnfield adalah codename untuk Core i5. Core i5 adalah seri value dari Core i7 yang akan berjalan di socket baru Intel yaitu socket LGA-1156. Tertarik begitu mendengar kata value ? Tepat ! Core i5 akan dipasarkan dengan harga sekitar US$186.
Kelebihan Core i5 ini adalah ditanamkannya fungsi chipset Northbridge pada inti processor (dikenal dengan nama MCH pada Motherboard). Maka motherboard Core i5 yang akan menggunakan chipset Intel P55 (dikelas mainstream) ini akan terlihat lowong tanpa kehadiran chipset northbridge. Jika Core i7 menggunakan Triple Channel DDR 3, maka di Core i5 hanya menggunakan Dual Channel DDR 3. Penggunaan dayanya juga diturunkan menjadi 95 Watt. Chipset P55 ini mendukung Triple Graphic Cards (3x) dengan 1×16 PCI-E slot dan 2×8 PCI-E slot. Pada Core i5 cache tetap sama, yaitu 8 MB L3 cache.
Intel juga meluncurkan Clarksfield, yaitu Core i5 versi mobile yang ditujukan untuk notebook. Socket yang akan digunakan adalah mPGA-989 dan membutuhkan daya yang terbilang cukup kecil yaitu sebesar 45-55 Watt.

Intel Core i3

Intel Core i3 merupakan varian paling value dibandingkan dua saudaranya yang lain. Processor ini akan mengintegrasikan GPU (Graphics Processing Unit) alias Graphics On-board didalam processornya. Kemampuan grafisnya diklaim sama dengan Intel GMA pada chipset G45. Selain itu Core i3 nantinya menggunakan manufaktur hybrid, inti processor dengan 32nm, sedangkan memory controller/graphics menggunakan 45nm. Code produk Core i3 adalah “Arrandale”.

Berikut Tabel Detail mengenai ketiga produk ini:
Lepas tutup bagian samping kanan dan kiri chasing dengan melepas sekrup pada bagian pinggir belakang chasing. Selanjutnya tarik ke belakang sedikit bagian samping tersebut. Lepas bagian sepan chasing untuk membuka bagian tutup depan rak device agar dapat mengatur pemasangan cD ROM dan Floppy disk. Cek tombol on/off power ysng terdapat di bagian depan chasing.
1. Memasang prosessor di motherboard
Pasang prosessor dengan membuka kunci dudukan prosessor. Tekan sedikit tangkai penguin yang yang berada di samping socket kea rah bawah.alihkan sedikit ke bagian samping socket( ke bagian yang tidak terhalang ) dan angkat ke atas sehingga posisi tangkai pengunci tegak lurus. Setelah pengunci dibuka, masukan prosessor. Kunci kembali socket. Penguncian dilakukan dengan menekan kembali tangkai pengunci sehingga terkait kembali dan posisinya kembali seperti semula.
2. Memasang head sink/kipas CPU di motherboard
Beri pasta khusus untuk pendingin pada bagian atas prosessor yang akan dipasang heat sink. Pasang pengunci yang terdapat pada heat sink ke bagian pinggir kanan dan kiri socket dengan menekannya hingga terkait.
3. Memasang Motherboard/Mainboard pada chassing
Sebelum memasang motherboard, lepas tempat I/O pada chasing. Jika tidak dilakukan maka anda akan kesulitan saat memasang motherboard. Pasang pin penyanggah pada chasing untuk menyanggah motherboard agar tidak menyentuh badan dhasing secara langsung yang mengakibatkan hubungan arus pensek/konslet. Tempatkan motherboard pada chasing. Letaknya disesuaikan dengan lubang dan pin penyanggah. Pasang sekrup pada motherboard sehingga motherboard terkunci dan tidak goyang.
4. Memasang floppy disk 3.5 pada chasing
Masukan floppy disk dari arah depan yang telah dibuka sesuai kondisi rak divice. Sekrup bagian samping kanan dan kiri floppy disk ke badan rak device hingga kondisi floppy disk tidak goyang / bergerak.
5. Memasang CD ROM pada chasing
Masukan CD ROM yang telah dibuka sesuai kondisi rak divice. Sekrup bagian samping kanan dan kiri CD ROM ke badan rak device hingga kondisi CD ROM tidak goyang/ bergerak.
6. Memasang harddisk pada chasing
Masukan harddisk dari arah belakang rak device. Sesuaikan dengan kondisi rak device. Letakkan harddisk di bawah floppy sidk/ saturak sengan floppy sidk. Sekrup bagian samping kanan dan kiri harddisk hingga kondisi harddisk tidak goyang/bergerak.
7. Memasang memori / RAM pada motherboard
Buka pengunci yang berada di kedua ujung slot RAM. Letakkan RAM di tengah-tengah socket dengan kondisi tegak lurus. Tekan RAM hingga bagian kaki-kaki memori terbenam ke dalam slot. Setelah RAM terpasang, tekan pengunci slot kearah RAM sehingga kondisi RAM terkunci dan tidak bergerak. Memasang kabel power supply.
2. Kelebihan/Perbedaan :
Perbandingan Power Supply Konvensional dengan Power Supply Switching
POWER
SUPPLY
Power Supply adalah
bagian pencatu daya bagi rangkaian elektronika. Fungsi utama rangkaian power
supply adalah mengubah tegangan AC jala-jala listrik menjadi tegangan DC yang
dibutuhkan. Saat ini dikenal dua sistem power supply, yaitu:
- Sistem konvensional dengan trafo step down 50Hz dan rangkaian penyearah dioda dan elco.
- Sistem switching yang dikenal dengan SMPS (Switching Mode Power Supply)
Power supply digunakan untuk memberikan daya atau tenaga pada sebuah peralatan. Namun dalam prakteknya, power supply yang ada jenisnya ada beberapa macam , karena penggunaan dan karakteristiknya yang sedikit membedakan dengan power supply konvensional. Salah satu jenis Power supply yang lazim digunakan untuk Televisi atau DVD player, yakni jenis power supply SMPS. Dinamakan Switch Mode Power Supply (SMPS) karena sistem kerjanya menggunakan metode switching (pensaklaran) yaitu menghidup matikan tegangan yang masuk ke dalam trafo dengan peralatan/komponen elektronik dengan frekuensi tertentu. Sedangkan nama AC-matic diambil dari salah satu kelebihan dari SMPS yaitu kemampuan power supply bekerja dengan rentang tegangan masukan yang lebar. Pada beberapa jenis smps, mampu bekerja pada tegangan masukan antara 90 s/d 265V dengan output yang sama dan stabil. Karena kelebihan tersebut, smps menjadi auto-voltage regulator atau wide range input regulated power supply (secara Mudahnya Disebut AC-matic).
POWER
SUPPLY KONVENSIONAL / NON SWITCHING
Pada power supply
konvensional, tegangan AC ini lebih dahulu diturunkan melalui sebuah
transformator step down lalu keluaran trafo disearahkan dengan dioda dan
diratakan dengan kapasitor elektrolit (elco). Sering sekali kita mendengar
istilah "power supply" pada bidang elektronik.
Power
supply linier ini masih menonjol untuk kebutuhan daya sedang dan merupakan
jenis catu daya konvensional. Prinsip power supply jenis ini masih
menerapkan mode pengubahan tegangan ac ke dc menggunakan transformator
step-down sebagai komponen utama penurunan tegangan.
Transistor
pada power supply linier berfungsi sebagai resistor yang bisa diatur dimana
perbedaan tegangan vd – Vo antara input dan tegangan keluaran yang
diinginkan melewati transistor dan menyebabkan daya hilang pada power
supply tersebut.
Untuk
memberikan range tegangan masukan ac 60 Hz, dibutuhkan penyearah dan filter
keluaran vd(t) seperti yang diperlihatkan pada gambar1.2. Untuk
meminimalisasi kehilangan daya pada transistor, rasio pada transformator harus
dipilih dengan hati-hati seperti Vd,minpada gambar 1.2 lebih besar
dibanding Vo tetapi tidak melebihi Vo dengan margin yang lebih besar.
Ada dua point penting pada power supply linier, yaitu:
(a)
Dibutuhkan tranformator dengan frekuensi
rendah, kira-kira 60 Hz.
(b)
Transistor beroperasi pada pada daerah
aktifnya. Pada daerah tersebut terjadi kehilangan daya yang signifikan. Oleh karena
itu efisiensi dari power supply linier biasanya berkisar pada range 30 – 60%.
Hal
yang positif dari power supply ini adalah rangkaiannya sederhana (biayanya
lebih kecil), rating daya (<25 W). juga, power supply ini tidak menghasilkan
EMI yang lebih besar dengan peralatan lain
POWER
SUPPLY SWITCHING
Salah satu kelemahan
dari power supply konvensional adalah efisiensinya
yang rendah karena mengambil tegangan dari hasil penyearahan sinyal
sinus. Untuk meningkatkan efisiensi power supply maka sinyal yang disearahkan
harus berupa sinyal kotak. Dalam
hal ini kemudian muncul sebuah power supply sistem baru dengan metode pensaklaran yang disebut sistem switching.
Pada power supply
sistem switching, sinyal AC dari tegangan jala-jala listrik 220V disearahkan lebih dahulu menjadi
tegangan DC melalui sebuah rangkaian dioda penyearah dan elko. Tegangan DC
hasil penyearahan ini kemudian disaklar
on-off secara terus menerus dengan frekuensi tertentu sehingga memungkinkan nilai induktor dari trafo
menjadi kecil. Hal ini khususnya untuk memperkecil ukuran power supply.
Gambar Blok Diagram
Power Supply SMPS
Transformator
(Trafo)
Pada sistem smps, pada
umumnya bekerja pada frekuensi antara 30 s/d 40 KHz. Sehingga tidak heran jika
trafo pada smps menjadi lebih ringkas. Karena frekuensi kerjanya yang tinggi
tersebut, inti dari trafonya tidak lagi menggunakan plat besi tetapi sudah
menggunakan ferit (besi oksida) yang notabene mempunyai kemampuan magnetisasi
dan demagnetisasi lebih cepat daripada besi biasa.
Line
Filter
Line filter befungsi
sebagai filter tegangan masukan, tujuan utamanya untuk menghilangkan
frekuensi-frekuensi liar dari line/jala-jala listrik (selain frekuensi tegangan
AC masukan) yang dimungkinkan bisa mengganggu kerja dari smps. Line filter
dibentuk dari induktor-induktor dan kapasitor-kapasitor yang dipasang secara
seri terhadap tegangan masukan.
Rectifier
Blok penyearah berfungsi sebagai penyearah tegangan AC menjadi tegangan DC.
Komponen-komponen penyearahan terdiri dari dioda-dioda dan elco. Dioda
berfungsi sebagai penyearah dan elco befungsi sebagai filter untuk
menghilangkan denyut ripple pada tegangan DC yang dihasilkan selain
kapasitor-kapasitor yang dipasang paralel terhadap dioda. Jenis penyearahan
pada umumnya menggunakan metode bridge rectifier, yang mempunyai kelebihan pada
tingginya isolasi antara tegangan DC yang dihasilkan dengan tegangan AC
masukan.
Tegangan masukan sekitar 220VAC setelah disearahkan dan melalui elko berubah menjadi sekitar 1,4 x 220 = 308VDC. Jika elko pada penyearah kering, tegangan 308VDC tersebut menjadi tidak tercapai sekaligus terdapat ripple. Akibat terburuknya adalah smps menjadi lebih panas (karena berusaha menstabilkan output dan terganggu bentuk pulsanya oleh DC ripple). Cara termudah mendeteksi ini adalah dengan mengukur tegangan 308V-nya atau munculnya suara mendecit/mengerik pada Trafo utama
Tegangan masukan sekitar 220VAC setelah disearahkan dan melalui elko berubah menjadi sekitar 1,4 x 220 = 308VDC. Jika elko pada penyearah kering, tegangan 308VDC tersebut menjadi tidak tercapai sekaligus terdapat ripple. Akibat terburuknya adalah smps menjadi lebih panas (karena berusaha menstabilkan output dan terganggu bentuk pulsanya oleh DC ripple). Cara termudah mendeteksi ini adalah dengan mengukur tegangan 308V-nya atau munculnya suara mendecit/mengerik pada Trafo utama
StartUp
Di awal sudah disinggung bahwa smps menggunakan frekuensi kerja antara 30 s/d 40 KHz. Karena frekuensi tersebut tidak ditemukan pada tegangan DC, maka sistem smps harus membuat/menggenerasikan sendiri pulsa/denyut tersebut. Metode paling sering ditemukan adalah dengan metode self oscilating (osilasi sendiri). Pada jenis ini, rangkaian smps ibarat sebagai rangkaian osilator frekuensi daya tinggi. Tidak jarang juga ditemukan smps yang menggunakan IC untuk membuat pulsa tersebut, misalnya TDA8380, TEA2261, STR-group dll.
Dalam setiap sistem osilator, dibutuhkan tegangan awal/pemicu yang berfungsi sebagai pemicu awal rangkaian osilator untuk berosilasi. Tegangan pemicu ini muncul beberapa saat setelah smps mendapat tegangan masukan (AC in). Besar tegangan pemicu ini tergantung dari jenis rangkaian smps yang digunakan (contoh, pada STR-F665x osilator akan bekerja jika tegangan pemicu sudah mencapai 16V). Karena sifatnya hanya sebagai pemicu, tegangan ini tidak dipakai lagi ketika smps sudah bekerja. Pada umumnya, tegangan pemicu diambil dari 308V dengan melalui R Atau Transistor Start Up
Di awal sudah disinggung bahwa smps menggunakan frekuensi kerja antara 30 s/d 40 KHz. Karena frekuensi tersebut tidak ditemukan pada tegangan DC, maka sistem smps harus membuat/menggenerasikan sendiri pulsa/denyut tersebut. Metode paling sering ditemukan adalah dengan metode self oscilating (osilasi sendiri). Pada jenis ini, rangkaian smps ibarat sebagai rangkaian osilator frekuensi daya tinggi. Tidak jarang juga ditemukan smps yang menggunakan IC untuk membuat pulsa tersebut, misalnya TDA8380, TEA2261, STR-group dll.
Dalam setiap sistem osilator, dibutuhkan tegangan awal/pemicu yang berfungsi sebagai pemicu awal rangkaian osilator untuk berosilasi. Tegangan pemicu ini muncul beberapa saat setelah smps mendapat tegangan masukan (AC in). Besar tegangan pemicu ini tergantung dari jenis rangkaian smps yang digunakan (contoh, pada STR-F665x osilator akan bekerja jika tegangan pemicu sudah mencapai 16V). Karena sifatnya hanya sebagai pemicu, tegangan ini tidak dipakai lagi ketika smps sudah bekerja. Pada umumnya, tegangan pemicu diambil dari 308V dengan melalui R Atau Transistor Start Up
Switcher
Switcher berfungsi sebagai penswitch utama transformator, pada umumnya menggunakan transistor atau FET. Karakteristik switcher harus mampu menahan arus kolektor/drain yang cukup besar untuk menahan tegangan pada lilitan primer transformator. Arus ini bukan arus konstan melainkan arus sesaat tergantung lebar pulsa yang menggerakkan. Selain kemampuan arus, transistor/fet switcher harus mempunyai frekuensi kerja yang cukup untuk diperkerjakan sebagai switcher.
Switcher berfungsi sebagai penswitch utama transformator, pada umumnya menggunakan transistor atau FET. Karakteristik switcher harus mampu menahan arus kolektor/drain yang cukup besar untuk menahan tegangan pada lilitan primer transformator. Arus ini bukan arus konstan melainkan arus sesaat tergantung lebar pulsa yang menggerakkan. Selain kemampuan arus, transistor/fet switcher harus mempunyai frekuensi kerja yang cukup untuk diperkerjakan sebagai switcher.
Error
Amp/Detector
Rangkaian Error
Amp/detector berfungsi sebagai stabiliser tegangan output. Cara kerjanya adalah
membandingkan tegangan output (diambil dari lilitan sekunder trafo) dengan
tegangan referensi yang stabil. Jika tegangan output terlalu tinggi, rangkaian
ini akan mengendalikan/memberitahu rangkaian primer/switching utama untuk
segera menurunkan tegangan. Kunci dari AutoVoltage berada pada blok ini. Tegangan
sekunder yang dihasilkan dinaikkan dengan cara melebarkan pulsa, dan sebaliknya
untuk menurunkan tegangan output dengan cara menyempitkan pulsa yang masuk ke
switcher (penswitch=TR/FET final).
Jika Error Amp gagal/tidak ada, rangkaian smps akan ‘dipaksa’ untuk menswitch (mengkonsletkan) lilitan primer dengan lama yang melebihi kemampuan switcher, akibatnya TR/FET Final akan rusak.
Lokasi rangkaian error
amp dapat ditemukan di bagian primer (nyetrum/hot) atau bisa ditemukan di
bagian sekunder (non hot area). Pada model-model smps terdahulu, sering
dijumpai pada primer, pada smps yang lebih baru dapat dijumpai pada bagian
sekunder (non hot area) dengan menggunakan optocoupler (mis. PC817, P721, P621
dll) sebagai lintasan sekaligus isolator rangkaian Error Amp. Sanken Error
(SE090, SE115) merupakan IC error amp yang sering dipakai pada smps saat ini.
SE090, SE110, SE115 dan SE lainnya merupakan buatan Sanken/Allegro
Semiconductor.
Snubber Circuit
Jika diartikan secara
harfiah, snubber=mencerca, memang sedikit salah kaprah, tapi sebenarnya memang
tujuannya begitu. Pada sistem smps, trafo diswitch (diberi tegangan sesaat olah
TR/FET final) dengan lama tertentu, kemudian TR/FET akan melepaskan
(meng-off-kan) trafo. Ketika diberi tegangan, inti transformer menjadi magnet
sesaat hingga trafo di-off-kan. Ketika trafo di-off-kan, trafo akan
men-transform energi magnet ke lilitan sekunder hingga trafo di-on-kan lagi
begitu seterusnya.
Tidak seluruh
energi/magnet dalam trafo dapat dipindah semuanya (akibat tidak sempurnanya
trafo=efisiensi trafo) mengakibatkan masih adanya magnet yang ‘tertinggal’ di
dalam inti trafo. Energi magnet yang tertinggal tersebut secara langsung masuk
ke TR/FET melalui kaki kolektor/drain dengan tegangan mungkin lebih tinggi dari
kemampuan kerja TR/FET final. Fungsi utama dari snubber circuit adalah untuk
menghilangkan/mengkonsletkan tegangan tersebut (mempercepat demagnetisasi).
Selain itu, snubber juga dipakai untuk menentukan/mengadjust frekuensi kerja
trafo. Karena sifat ‘mencerca’ kerja smps tersebut akhirnya disebut snubber
circuit. Ciri utama snubber circuit adalah tersusun dari kombinasi C dan R
(dalam beberapa jenis terdapat dioda) yang dipasang secara paralel terhadap
lilitan primer trafo.
Secondary Rectifier
Secondary Rectifier
Tegangan pada sekunder
transformator bukan dalam bentuk AC, melainkan DC yang berbentuk pulsa. tegangan
yang muncul pada sekunder trafo disearahkan dan difilter untuk menghasilkan
tegangan DC sekunder. Karakteristik penyearah/dioda harus mempunyai berjenis
fast rectifier. Misalnya UF4002 (bukan 1N4002). Fast rectifier dimaksudkan
untuk mampu menyearahkan pulsa dengan frekuensi tinggi. Elko perata cukup
menggunakan ukuran beberapa ratus uF, karena frekuensi tegangan yang keluar
dari trafo cukup tinggi (tergantung frekuensi kerja smps).
Blok
Proteksi
Blok proteksi yang
penting untuk kesempurnaan smps antara lain : 1. OVP (over voltage protector)
berfungsi untuk mendeteksi tegangan yang berlebihan. Blok ini akan mengoffkan
smps jika terdeteksi tegangan yang lebih. 2. OCP (Over Current Protection),
berfungsi untuk mendeteksi beban lebih, smps akan off jika terdeteksi pemakaian
lebih pada bebannya. 3. OHP (over heat protection), jika terlalu panas, smps
akan shutdown dengan sendirinya.
Hampir semua blok tersebut sudah masuk dalam satu IC smps. misalnya STR-W575x, STR-F665x dan lain-lain.
Hampir semua blok tersebut sudah masuk dalam satu IC smps. misalnya STR-W575x, STR-F665x dan lain-lain.
KESIMPULAN PERBANDINGAN POWER
SUPLAY KONVENSIONAL DENGAN SISTEM SWITCHING
Tabel 1 Perbandingan
Power Suplay Switching dengan PS Konvensional
No
|
Hal
|
Switching Power
Supply
|
Konvensional
Power Supply
|
1
|
Efisiensi kenaikan temperatur
|
1. Umumnya antara 65 % sampai 85 % suhu 200o C
sampai 400o C masih diterima
|
Umumnya antara 25 % sampai 50 % suhu 500o C sampai 1000o
C tidak umum, tergantung pada teknik pembuangannya.
|
2
|
Tegangan kerut
|
Umumnya diperoleh antara 20 – 59 mVpp, untuk memperoleh tegangan kerut
yang lebih kecil sulit dilakukan.
|
Tidak sulit
mendapatkan tegangan kerut sebesar 5mV, yang lebih kecil bisa dibuat tapi
harga nya mahal
|
3
|
Regulasi keseluruhan
|
Spesifikasi
umum adalah 0,3% sulit untuk memperoleh regulasi yang lebih baik
|
Umumnya 0,1%
dan untuk regulasi yang lebih baik masih dapat di peroleh dengan harga yang
lebih tinggi
|
4
|
Berat
|
60 watt per kg
|
20-30 watt per
kilogram
|
5
|
Volume
|
1 inchi kubik per watt
|
2-3 inchi
kubik per watt, tergantung dari metoda pembuangan panasnya
|
6
|
Isolasi dari transien jala-jala
|
Sangat baik, seringkali lebih dari 60dB
|
Sengat kurang
dibandingkan dengan jenis switching, jala jala yang bersifat noise dapat
mengganggu beban
|
7
|
RFI dan EMI
|
Dapat
mengganggu, memerlukan perhitungan dan penapisan
|
Sedikitnya
bisa menjadi factor yang merugikan
|
8
|
Magnetis
|
Beberapa
rencana dapat menyalurkan magnetis 60 Hz yang besar
|
Perlu magnetis
60 Hz yang mahal dan besar dalam tinggkat daya yang lebih
|
9
|
Keandalan
|
Rencana
dipusatkan agar lebih handal dengan temperature kerja yang lebih dingin
|
Semakin tinggi
temperature kerja semakin berkurang kehandalannya
|
10
|
Harga
|
Melihat
pesatnya teknologi semikonduktor ada kemungkinan pembuatannya lebih murah
dibandingkan dengan linier
|
Umumnya lebih
murah, tapi dengan faktor – faktor yang ada delam system, faktor harga bisa menjadi
lebih tinggi
|
1. Prosessor
Ini dia perbedaan Processor Intel Core i3, i5, dan i7

Intel sudah agak lama merilis processor terbarunya yaitu Intel core i7, kemudian disusul i5 dan i3. Yang perlu diperhatikan nanti Intel ga bakal pake lagi brand core 2 duo dan core 2 quad, sedangkan brand pentium dan celeron bakal dipertahankan. Terus kalo brand centrino mereka bakal pake di produknya yang berbasis Wifi dan Wimax, jadi ga bakal lagi kita nemuin notebook dengan brand Intel Centrino.
Lalu apa perbedaan dari ketiga produk barunya tersebut? Intinya sih core i3 ditujukan buat Entry Level, core i5 buat mid level, kalo core i7 buat High Level. Terus ketiganya bakal ditanam di dekstop maupun notebook. Selain itu, core i5 dan i7 mengadopsi fitur “Intel Turbo Mode Technology” dimana fitur ini akan mematikan core yang tidak dipakai ketika memproses aplikasi yang hanya membutuhkan single thread, ketika memproses aplikasi single thread, processor akan mengoverclock aliran thread data yang berjalan di atasnya sehingga pemrosesan lebih cepat, sedangkan jika memproses aplikasi yang bukan single thread, core tersebut akan hidup kembali.
Berikut deskripsi lebih jelasnya mengenai ketiga produk ini:
Intel Core i7

Core i7 sendiri merupakan processor pertama dengan teknologi “Nehalem”. Nehalem menggunakan platform baru yang betul-betul berbeda dengan generasi sebelumnya. Salah satunya adalah mengintegrasikan chipset MCH langsung di processor, bukan motherboard. Nehalem juga mengganti fungsi FSB menjadi QPI (Quick Path Interconnect) yang lebih revolusioner.

Intel Core i5

Jika Bloomfield adalah codename untuk Core i7 maka Lynnfield adalah codename untuk Core i5. Core i5 adalah seri value dari Core i7 yang akan berjalan di socket baru Intel yaitu socket LGA-1156. Tertarik begitu mendengar kata value ? Tepat ! Core i5 akan dipasarkan dengan harga sekitar US$186.
Kelebihan Core i5 ini adalah ditanamkannya fungsi chipset Northbridge pada inti processor (dikenal dengan nama MCH pada Motherboard). Maka motherboard Core i5 yang akan menggunakan chipset Intel P55 (dikelas mainstream) ini akan terlihat lowong tanpa kehadiran chipset northbridge. Jika Core i7 menggunakan Triple Channel DDR 3, maka di Core i5 hanya menggunakan Dual Channel DDR 3. Penggunaan dayanya juga diturunkan menjadi 95 Watt. Chipset P55 ini mendukung Triple Graphic Cards (3x) dengan 1×16 PCI-E slot dan 2×8 PCI-E slot. Pada Core i5 cache tetap sama, yaitu 8 MB L3 cache.
Intel juga meluncurkan Clarksfield, yaitu Core i5 versi mobile yang ditujukan untuk notebook. Socket yang akan digunakan adalah mPGA-989 dan membutuhkan daya yang terbilang cukup kecil yaitu sebesar 45-55 Watt.

Intel Core i3

Intel Core i3 merupakan varian paling value dibandingkan dua saudaranya yang lain. Processor ini akan mengintegrasikan GPU (Graphics Processing Unit) alias Graphics On-board didalam processornya. Kemampuan grafisnya diklaim sama dengan Intel GMA pada chipset G45. Selain itu Core i3 nantinya menggunakan manufaktur hybrid, inti processor dengan 32nm, sedangkan memory controller/graphics menggunakan 45nm. Code produk Core i3 adalah “Arrandale”.

Berikut Tabel Detail mengenai ketiga produk ini:

2. Kipas/Heat Sink
Macam-macam Pendingin Komputer
29
Des

Generasi Pertama. HEATSINK

Heatsink adalah sebuah alat pendingin
komputer yang terbuat dari alumunium. Prinsip kerja heatsink adalah
menyalurkan hawa panas dari procesor keluar dengan memanfaatkan
alumunium sebagai bahan penyalur panas. Tapi saat ini heatsink sudah
jarang digunakan kerena proses pendinginannya cukup lama.
Generasi Kedua. Heatsink Fan (HSF)

Perbedaan heatsink, dengan heatsink fan
adalah adanya kipas diatas heatsink fan, sehingga hawa panas yang
dihasilkan prosesor pun akan cepat keluar. Inilah alasan mengapa banyak
orang beralih dari heatsink
ke heatsink fan, karena proses pendinginannya lebih cepat, hal ini
disebabkan karena adanya bantuan dari kipas yang berda dibagian atas
heatsink fan.
Generasi Ketiga. Water Cooling

Nah kalo sistem pendinginan yang ini mungkin masih agak asing buat kita, saya juga baru tau ada sistem pendinginan seperti ini dari dosen saya, baru-baru ini. Intinya adalah medinginkan komputer dengan menggunakan bantuan air.
3. Mother Board/Main Board
Perbedaan Motherboard ATX dan mATX
Sedikit bersemangat untuk berbagi, coz gw lagi ada hubungannya sama postingan kali ini. Kali ini gw mau membocorkan rahasia umum dari sebuah Motherboard. Bagi yang sedang bingung milih merek atau ukuran Motherboard, ini gw punya review tentang Motherboard. Kebetulan sekali karena gw abis belanja buat Nge-rakit PC. Setelah mampir sana sini akhirnya gw ngerti masalah tentang ukuran komponen utama dari sebuah PC. Langsung aja deh, ini adalah perbedaan umum antara Motherboard ukuran ATX dan mATX.ATX ( Advanced Technology eXtended ) adalah bentuk motherboard yang dikembangkan oleh Intel pada tahun 1995 untuk memperbaiki standart sebelumnya dari AT form factor. Dengan standarisasi baru ini biaya yang dikeluarkan menjadi lebih rendah, ATX mengungguli AT sepenuhnya sebagai standar baru ukuran Motherboard dengan sistem baru dalam beberapa tahun ini. Sebuah ukuran penuh papan ATX adalah 305 × 244 mm (12 × 9,6 di dalam).
Micro ATX atau bisa disebut mATX, uATX adalah standar untuk motherboard yang diperkenalkan pada Desember 1997. Ukuran maksimum sebuah motherboard microATX adalah 244 mm x 244 mm (9,6 × 9,6 di dalam), tetapi beberapa papan microATX dapat sekecil 171,45 mm x 171,45 mm (6,75 × 6,75 dalam dalam).
Kesimpulan
- MicroATX/ mATX/ uATX merupakan sebuah ukuran motherboard yang lebih kecil daripada ukuran motherboard ATX.
- Ukuran mobo ATX adalah : 305 mm × 244 mm
- Ukuran mobo mATX adalah : 244 mm x 244 mm
- mATX dan uATX adalah nama lain dari MicroATX
4. Floppy Disk
1. Pengertian Floppy Disk
Floppy disk atau Disket adalah
perangkat penyimpanan data yang terdiri dari sebuah medium penyimpanan
magnetis bulat yang tipis dan lentur, dilapisi lapisan persegi yang
berbentuk persegi atau persegi panjang. Sekarang sudah banyak
bermunculan media penyimpanan yang lebih maju dari floppy disk, seperti :
CD-R, CD-RW, Flash Disk, dan Zip drive. Walaupun sudah banyak media penyimpanan yang lain, floppy disk masih tetap bertahan.
2. Sejarah Floppy Disk
Awal
sejarah floppy disk pada tahun 1967, pada saat IBM (International
Bussiness Machines) menugaskan devisi media penyimpanannya untuk
menciptakan sebuah system yang sederhana untuk meloading microcode
kedalam mainframe 370.
Pada
tahun 1971, Dibawah pimpinan Alan shugart dan para teknisi di IBM
berhasil mengembangkan floppy disk yang pertama. Pada saat pertama ditemukan
namanya bukan floppy disk, melainkan memory disk. Floppy disk diambil
dari kata “floppy” yang berarti fleksibel, muncul karena memory disk
tersebut yang sangat fleksibel.
Pada
tahun 1975, sebuah perusahaan yang bernama Borroughs Corporation
mengembangkan prototipe floppy disk berukuran 5 inci. Mereka
menginginkan ada sebuah alat yang dapat menggantikan floppy disk yang
berukuran 5 inci. Namun, Borroughs Corporation memutuskan untuk tidak melanjutkan proyek ini.
Di tahun 1976, disket dan disk drive yang telah fleksibel telah dibuat
oleh Alan Shugart atas permintaan perusahaan komputer Laboratories,
yang menginginkan agar disk drive dan floppy disk ini dapat gunakan
pada komputer desktop mereka. Kemudian para produsen komputer lainnya
mengikuti cara ini.
Dan
pada tahun 80-an, Berbagai ukuran disk ditawarkan oleh berbagai
perusahaan. Dan masing-masing sistem komputer menggunakan formatnya
sendiri-sendiri.
Pada tahun 1981, Sony memperkenalkan disknya yang berukuran 3,5 inci.
Pada
tahun 1984, Apple computer memilih format disk produksi Sony tersebut
untuk dipasangkan di computer Macintosh yang akhirnya menjadi format
standar di Amerika.
3. Perkembangan Floppy Disk
Tahun 1969 merupakan awal dari Floppy Disk. Pada
awal kemunculannya Floppy Disk berukuran 8 inchi dan hanya dapat
menyimpan data sebesar 79,7kb. Saat itu floppy disk hanya dapat membaca (
read only ) sehingga ketika data tersimpan tidak dapat dimodifikasi
atau dihapus.
Tahun
1976, hadir Floppy Disk berukuran 5¼ inchi. Dapat menyimpan data
sebesar 110 kB. Pada perkembangannya terdapat Floppy disk 5¼ inchi yang
dapat menyimpan data sebesar 360 kb. Pada Floppy Disk 5¼ inchi telah
dapat memodifikasi data dan menghapus data.
Pada
tahun 1982 Floppy Disk ukurannya 3½ inchi. Pada awal kemunculannya
hanya dapat menyimpan data 264 kb. Pada perkembangan selanjutnya
terdapat Floopy Disk 3½ inchi yang berukuran 200 MB. Pada tahun 1990 an
keberadaan Floppy Disk berukuran 5¼ inchi mulai lenyap dan Floppy Disk
ukuran 3½ inchi menjadi dominan.
4. Jenis-Jenis Floppy Disk
JENIS UKURAN
|
KAPASITAS
|
KAPASITAS RANGE
|
PEMBUAT
|
3,5 inci
|
1,44 MB
|
400kb-1,44MB
|
SONY
|
3,5 inci
|
2,88 MB
|
-
|
IBM
|
5,2 inci
|
1,2 MB
|
200kb-1,22MB
|
SUGHART
|
8 inci
|
500 kb
|
100kb-500kb
|
IBM
|
5. Komponen Floppy Disk

2. Hub;
3. Shutter;
4. Plactic housting;
5. Paper ring;
6. Magnetic disk; dan
7. Disk sector.
5. CD Room
Komputer sekarang pasti sudah dilengkapi oleh salah satu ato lebih optical drive, baik itu cdrom, cdrw, dvdrom, dvd combo, ato dvd rw. Bedanya apa sih?
- CD-ROM adalah drive yang hanya diperuntukkan membaca kepingan cd baik cd-rom, cd-audio,cd mp3, vcd, cd-picture, dsb.baik cd berukuran normal 12cm atau cd mini yang berukuran 8cm.
- CDRW adalah drive yang memiliki kemampuan membaca kepingan cd dan juga mampu menulis di kepingan cd blank, kerennya burn,
- Dvd rom adalah drive yang bisa membaca kepingan cd dan juga mampu membaca kepingan dvd baik berupa dvd-rom, dvd movie, dvd audio,dsb. Tapi hanya bisa membaca saja hampir semua jenis cd dan dvd kecuali dvd ram, yang biasanya membutuhkan drive dvd-rw
- Dvd combo adalah drive yang menggabungkan kemampuan dvdrom dan cdrw, terbayang kan kemampuannya?ya drive ini mampu membaca kepingan cd dan dvd dan juga mampu menulis tapi hanya pada cd kosong.
- Dvd RW merupakan drive terlengkap yang ada dipasaran sekarang selain mampu membaca semua jenis cd dan dvd dan juga mampu membaca dvd-ram dan juga mampu untuk menulis pada semua jenis kepingan, baik cd kosong, dvd kosong, dan juga dvd ram.
6. Harddisk
- HDD IDE/ATA
Hardisk
IDE/ATA disebut juga parallel ATA (PATA). ATA memiliki standar yaitu
ATA-1 s/d ATA-7 dimana standar ATA-1 diperkenalkan pada tahun 1986.
Standar ATA hanya mengizinkan panjang kabel sampai dengan 46 sentimeter
(18inchi) walaupun kabel sampai dengan 91 cm (36 in) dapat dibeli.
- HDD SATA
HDD
SATA atau Serial ATA dirilis pada tahun 2002, interface yg jauh lebih
ramping disbanding IDE/ATA. SATA menyederhanakan penggunaan peripheral
storage sehingga setiap kabel hanya dapat dihubungkan dengan satu
piranti. Kelebihan utama lainya dari HDD SATA adanya peningkatan
bandwith dari 100MB/s menjadi 150MB/s. Selain memaksimalkan transfer
rate dari peripheral storage per kabel, SATA juga akan menyederhanakan
instalasi, karean tidak perlu mengkonfigurasikan harddisk sebagai
master.
SATA
II dirilis pada tahun 2004, mampu melakukan transfer rate maksimum dari
300 MB/s hingga 600 MB/s dengan dukungan Native Command Queing ( NCQ )
yg merupakan salah satu fitur yang diadopsi dari standar SCSI untuk
mengoptimalkan bandwidth tambahan. NCQ sendiri merupakan mekanisme di
dalam harddisk yang memungkinkan perintah-perintah yg baru diantrikan
dengan perintah-perintah yg sedang dijalankan. Dengan begitu untuk
mengeksekusi perintah, harddisk tidak perlu lagi melakukan putaran yg
terlalu banyak. Hasilnya waktu akses akan semakin cepat dan performa
akan dapat meningkat.
- HDD SCSI
SCSI ( Small Computer System Interface ) dibaca skasi awalnya bernama
SASI ( Shugart Associate System Interface ). SCSI banyak digunakan
untuk koneksi dalam Server.
a. SCSI-1 memiliki dua macam kecepatan yaitu :
3.5 MB/detik atau 5 MB/detik, keduanya bekerja secara asinkron. Panjang kabelnya dapat mencapai 6 meter.
b. SCSI versi 2 diluncurkan pada tahun 1989. SCSI versi 2 ini ada 2 varian yaitu :
1. Fast SCSI : memiliki kecepatan 10 MB/detik, 8 bit bus width
1. Fast SCSI : memiliki kecepatan 10 MB/detik, 8 bit bus width
2. Wide SCSI : memiliki kecepatan 20 MB/detik, 16 bit bus width
c. SCSI versi 3 muncul dengan 2 varian yaitu :
1. Ultra SCSI menggunakan bus width 8 bit
2. Ultra Wide SCSI menggunakan bus width 16 bit
Kedua varian ini memiliki 2x lebih cepat dari versi sebelumnya. Tetapi versi ini belum stabil.
- Ultra-2 SCSI
Versi
ini diluncurkan pada tahun 1997 dengan fitur LVD ( Low Voltage
Differential ) dan stabil. Versi ini memiliki 2 varian yaitu :
1. Ultra2 SCSI memiliki kecepatan 40MB/detik dengan bus width tetap 8 bit
2. Ultra2 Wide SCSI memiliki kecepatan 80MB/detik dengan bus width nya 16 bit
Keduanya mampu menggunakan kabel sampai dengan 12 Meter.
- Ultra-3 SCSI
Pada
versi ini menambahkan fitur CRC (Cylic Redudancy Check) error checking.
Ultra-3 disebut juga Ultra-160 karena kecepatan Ultra-3 memang 160
MB/detik. Ultra-3 SCSI juga menawarkan pin SCSI yg lebih variatif.
SCSI lebih cepat dan stabil dibandingkan ATA. SCSI lebih mahal. Beberapa hal yg juga membedakan SCSI dengan ATA, yaitu :
a. Buffer : Buffer memory yg dimiliki oleh SCSI lebih besar dari ATA.
b. RPM : RPM singkatan dari Rotation Per Minute. Nilai RPM adalah nilai kecepatan
putaran piringan harddisk. Semakin cepat putaran sebuah harddisk maka
data didalamnya lebih mudah diakses. RPM harddisk SCSI lebih besar
daripada harddisk ATA ini berarti data pada SCSI lebih cepat diakses
daripada data di ATA.
c. Seek
Time : Seek Time adalah waktu yg dibutuhkan untuk mencari data. Seek
Time SCSI harddisk juga jauh lebih cepat disbanding harddisk ATA
d. Kapasitas: Untuk kapasitas yg sangat besar, ukuran hardisk SCSI lebih besar dan berat dibandingkan ATA.
e. MTBF:
MTBF ( Mean Time Between Failuresm ) adalah nilai daya tahan suatu
produk yg ditentukan berdasarkan penelitian atas produk tersebut. MTBF
yg dimiliki oleh harddisk SCSI adalah 1 juta jam. Sedangkan harddisk ATA
hanya 500.000 jam. Ini berarti harddisk SCSI dapat dijalankan sampai
dengan 1 juta jam lamanya, sedangkan harddisk ATA akan mati setelah
500.000 jam bekerja.
- SAS
SAS
singkatan dari Serial Attached SCSI dikembangkan oleh SAS Working Group
pada tahun 2001. Working Group ini terdiri dari bebrapa perusahaan
computer raksasa seperti IBM, HP, Maxtor, Seagate, dan LSI logic.
Sesuai dengan namanya SAS adalah SCSI yg dipasangkan secara parallel.
Oleh sebab itu interface SAS adalah point to point. SAS merupakan versi
SCSI yg lebih baik dari seblumnya yang terpasang parallel atau yg kini
disebut juga Parallel SCSI. SAS mengatasi degradasi bandwith yg dialami
oleh Parallel SCSI pada signal rate yg lebih tinggi. Dari segi ukuran,
keduanya memiliki pin yg berbeda. Pin SAS lebih kecil disbanding
Parallel SCSI. Hal ini membuat SAS juga dapat digunakan pada Harddisk yg
lebih kecil, seperti 2,5 inchi drive yg digunakan untuk harddisk
notebook.
Kecepatan
yg dimiliki SAS adalah 300MB/detik, lebih kecil dari SCSI Ultra320
terbaru yg mampu melakukan transmisi dengan kecepatan 320 MB/detik. Satu
kelebihan sangat menonjol dari
SAS adalah bahwa transmisi dilakukan dengan Full Duplex, sementara SCSI
Ultra 320 menggunakan transmisi Half Duplex, Artinya transmisi SAS
dilakukan secara dua arah sekaligus, sedangkan transmisi SCSI Ultra 320
hanya searah, secara bergantian.
SAS
juga dapat melakukan transmisi multilink yang dapat digunakan untuk
meningkatkan bandwithnya. Multilink pada SAS dapat dilakukan 1x, 2x, 3x
sampai 4x. Ini berarti kecepatan transmisi dengan SAS dapat ditingkatkan
4x300 MB/detik, yaitu 1200MB/detik. SAS yg mampu digunakan untuk
mendukung 16256 perangkat sekaligus, pada tahun 2010 diharapkan dapat
melakukan transmisi dengan kecepatan 1,25 GB/detik, 4x lebih cepat dari
kecepatanya sa’at ini.
Teknologi di bidang komputer memang
tak henti-hentinya berkembang dengan pesat, sebut saja pada produk RAM
(Random Access Memory) yang selama ini kita kenal. Sampai saat ini telah
dikenal RAM DDR3 yang merupakan jenis terbaru pengembangan dari memori
tipe yang sebelumnya yaitu DDR dan DDR2. Lalu apa perbedaan dari ketiga
jenis memori ini dan kelebihan apa yang dimiliki oleh DDR3 ini? Artikel
yang saya temukan ini mungkin akan sedikit menambah pengetahuan kita:
Perbedaan pada fisik antara memori jenis DDR dengan jenis DDR2 yang pertama adalah pada jenis chip memori yang digunakan. Lihat perbedaannya pada gambar di bawah ini:
Pada memori jenis DDR, chip memori (IC) yang digunakan pada board
modul memori adalah adalah jenis TSOP (Thin Small-Outline Packege).
Bentuknya adalah empat persegi panjang dengan kaki-kaki di sisi kiri dan
kanannya. Jarang sekali modul memori DDR yang menggunakan chip memori jenis BGA.
Pada memori jenis DDR2, jenis chip
memori yang digunakan adalah tipe BGA (Ball Grid Away). Bentuknya ada
yang empat persegi panjang, adapula yang berbentuk bujur sangkar.
Tetapi, tidak seperti chip memori jenis TSOP, kaki-kaki pada memori jenis BGA tidak terlihat mata karena terletak dibawah chip dan langsung dan langsung ditancapkan ke board modul memori.
Perbedaan secara fisik lainnya yang dapat dilihat secara kasat mata adalah pada notch yang tersedia di board memori di bagian golden finger alias konektor slot memori di motherboard.
Pada jenis memori DDR2, notch ini terletak sedikit lebih ke tengah board modul memori, sedangkan pada memori DDR, notch ini terletak sedikit ke arah sisi kanan.
Perbedaan secara fisik terakhir yang dapat dilihat dengan mudah adalah jumlah pin yang digunakan.
Memori DDR memiliki pin sebanyak 184 buah
(92-pin di setiap sisinya), sedangkan memori jenis DDR2 memiliki pin
yang lebih kecil dan padat jumlahnya 240 buah (120-pin di setiap sisi).
Dari sisi kecepatan, memori jenis DDR2 yang terendah adalah yang memiliki clock speed 200MHz (DDR2 400 atau PC-3200), sedangkan memori jenis DDR adalah yang memiliki clock speed 100MHz (DDR 200 atau PC-1600).
Memori jenis DDR tertinggi yang didukung
resmi oleh JEDEC (Joint Electron Divice Engineering Council) atau badan
standarisasi industri elektronik dan semikonduktor adalah DDR 400
(PC-3200) sedangkan memori DDR2 yang saat ini sudah tercatat sebagai
standar memori DDR2 adalah DDR2 400 (PC-3200), DDR2 533 (PC-4300), DDR2
667 (PC-5300), dan DDR2 800 (PC-6400).
Dari sisi kinerja, dengan clock speed
yang yang sama, sistem yang menggunakan jenis memori DDR biasanya
memiliki kinerja yang relatif sama dengan sistem yang menggunakan memori
DDR2.
Pada banyak kasus, malah kinerja yang menggunakan memori DDR lebih baik dari pada DDR2. Hal ini dimungkinkan karena latency dan timing memori
DDR lebih baik dibandingkan dengan memori DDR2. Tetapi kembali lagi.
Memori jenis DDR tidak ada yang diproduksi dengan kecepatan melebihi
600MHz, sedangkan DDR2 masih bisa dipatok pada kcepatan jauh di atas
itu.
Memori | Chip Memori (IC) | Letak Notch | Jumlah Pin | Clock Speed | Standard oleh JEDEC (Joint Electron Divice Engineering Council) |
DDR | TSOP (Thin Small-Outline Packege) | sedikit ke arah sisi kanan | 184 buah (92-pin di setiap sisi) | 100MHz (DDR 200 atau PC-1600). | DDR 400 (PC-3200) |
DDR2 | BGA (Ball Grid Away) | sedikit lebih ke tengah board modul memori | 240 buah (120-pin di setiap sisi) | 200MHz (DDR2 400 atau PC-3200) | DDR2 400 (PC-3200), DDR2 533 (PC-4300), DDR2 667 (PC-5300), dan DDR2 800 (PC-6400). |
Sedangkan untuk memori varian terbaru
dari RAM, yaitu DDR3 tentunya memilki kelebihan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis DDR maupun DDR2 terutama pada clock speed-nya
yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Untuk spesifikasi dari
DDR3 memang belum saya temukan, mungkin pembaca yang tahu mau berbagi
sedikit di blog ini.
Semoga artikel di atas menambah pengetahuan kita.
3. Fungsi :
Fungsi Masing-Masing Komponen Komputer
Motherboard
Processor

RAM

Video Card

Sound Card

Hard Disk

Optical Disc Drive

Monitor

Keyboard

Mouse

Power Supply

Casing

Tidak ada komentar:
Posting Komentar